Karakteristik Demografis - Klinis Pasien Stroke Hemoragik dan Luaran Klinis Pasca Terapi Operatif dan Non-Operatif di Rumah Sakit X, Jawa Barat

  • Raja E. Farizi Bagian Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia
  • Tranggono Y. Utomo Rumah Sakit Umum Daerah dr. Chasbullah Abdul Madjid, Kota Bekasi

Abstrak

Perdarahan intraserebral non-traumatik adalah salah satu kejadian stroke hemoragik akut yang berpotensi menghancurkan dengan berbagai gejala, hematoma intraparenkim primer, perdarahan intraventrikular, dan perdarahan subarachnoid, bisa dari penyebab primer, atau sekunder.   Kraniotomi terbuka adalah pendekatan yang paling banyak dipelajari dalam skenario klinis ini, tetapi pendekatan bedah lainnya, seperti kraniektomi dekompresi, aspirasi endoskopi stereotaktik yang dipandu gambar, dan evakuasi kateter invasif minimal diikuti oleh trombolisis, juga telah dipelajari.  Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Perbandingan Prognosis Terapi Operatif Dan Non Operatif Pasien Stroke Hemoragik di Rumah Sakit Umum X di Wilayah Jawa Barat Tahun 2022”. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan rekam medik. Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien Stroke Hemoragik yang berada di Rumah Sakit Umum Wilayah Jawa Barat periode April - Desember 2022 yang berjumlah 95 pasien.  Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase prognosis yang membaik lebih banyak pada pasien yang menggunakan terapi konservatif dengan persentase 85,5%, sedangkan untuk prognosis pasca terapi operatif adalah 65,4%. Disimpulkan bahwa persentase prognosis pasca terapi konservatif lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pasca terapi operatif.

Kata kunci: stroke hemoragik, kraniotomi terbuka, prognosis, terapi konservatif

Nontraumatic intracerebral hemorrhage is one of the potentially devastating acute stroke events with a variety of symptoms, primary intraparenchymal hematoma, intraventricular hemorrhage, and subarachnoid hemorrhage, can be from a primary cause, or secondary.   Craniotomy is the most studied modality in this clinical setting, but other surgical approaches, such as decompressive craniotomy, image guided stereoscopic aspiration, and minimally invasive catheterization followed by thrombolysis, has also been studied.   Based on the description above, researchers are interested in conducting a study entitled " Demographic and Clinical Characteristics of Hemorrhagic Stroke Patients Undergoing Conventional and Surgical Treatment at X Hospital, West Java"  This type of research used by researchers is a retrospective descriptive study using medical records. The sample of this study were all hemorrhagic stroke patients who were at the West Java Regional General Hospital for the period April - December 2022, totaling 95 patients.   The results showed that the percentage of the improved prognosis was more in patients who used conservative therapy with a percentage of 85.5%, while the prognosis for postoperative therapy was 65.4%. It was concluded that the percentage of postoperative conservative treatment was higher than the postoperative percentage.

 Keywords: haemorrhagic stroke, open craniotomy, prognosis, conservative therapy

Diterbitkan
2024-06-04
Bagian
Articles