Majalah Kedokteran UKI http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk <p>Majalah FK UKI bertujuan sebagai wadah publikasi hasil penelitian staff pengajar fakultas kedokteran internal dan eksternal UKI, sebagai <em>sharing knowledge </em>para dosen fakultas kedokteran serta menunjang pengembangan ilmu kedokteran/kesehatan.</p> <p>&nbsp;</p> <div style="border: 2px #215640 solid; padding: 10px; background-color: #dae3e1; text-align: left;"> <ol> <li class="show">Journal Title : Majalah Kedokteran UKI</li> <li class="show">Initials : MK-UKI</li> <li class="show">Frequency : 3 edition/ years (from 2020)</li> <li class="show">Online ISSN : 2798 - 0677</li> <li class="show">Print ISSN : 0216 - 4752</li> <li class="show">Editor in Chief : Prof. Dr. dr. Retno Wahyuningsih, MS., SpParK.</li> <li class="show">DOI : -</li> <li class="show">Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia</li> </ol> </div> en-US majalahfk@uki.ac.id (Prof. Dr. dr. Retno Wahyuningsih, MS, Sp. ParK (K)) majalahfk@uki.ac.id (Tarmini) Sun, 07 Apr 2024 16:21:43 +0000 OJS 3.1.2.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Pengetahuan Santri tentang Skabies, Cara Penularan, dan Pencegahannya di Pondok Pesantren X, Bogor, Jawa Barat http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/5750 <p>Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh <em>Sarcoptes scabiei</em> varian <em>hominis.</em> Santri merupakan kelompok yang dianggap berisiko terkena skabies. Pengetahuan yang kurang mengenai skabies menyebabkan penyakit ini sering ditemukan di kalangan santri. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang skabies menyangkut demografi, prevalensi, dan pemahaman tentang penyakit skabies. Penelitian ini bersifat <em>descriptive cross sectional </em>dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk <em>google form </em>yang disebarkan kepada 250 orang santri di Pondok Pesantren X dan data yang dapat dianalisis berasal dari 72 orang santri. Hasil penelitian didapatkan prevalensi skabies di Pondok Pesantren X adalah 47,2% dan sebagian besar santri memiliki pemahaman yang cukup hingga baik tentang skabies baik pemahaman tentang penyakit, cara penularan, maupun pencegahannya.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> skabies, pengetahuan, sikap, perilaku, santri</p> <p><em>Scabies is an infectious skin disease caused by Sarcoptes scabiei hominis variant. Santri are a group considered to be at risk of contracting scabies. Insufficient knowledge about scabies causes this disease to often be found among students. This study aims to examine scabies regarding demographics, prevalence and understanding of scabies. This research is descriptive cross sectional in nature using a questionnaire in the form of a Google form which was distributed to 250 students at Islamic Boarding School X and the data that can be analyzed comes from 72 students. The research results showed that the prevalence of scabies in Islamic Boarding School</em></p> <p><em>&nbsp;</em><strong><em>Keywords</em></strong><em>: scabies, knowledge, attitudes, behavior, students</em></p> Natasya D. Andriawan, Dartri Cahyawari Copyright (c) 2023 Natasya D. Andriawan, Dartri Cahyawari http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/5750 Sun, 07 Apr 2024 16:18:39 +0000 Hubungan Lama Rawat Inap Pasien Demam Berdarah Dengue Anak terhadap jumlah Trombosit, Leukosit dan Hematokrit di RSU UKI Periode 2018-2021 http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/5730 <p>Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang saat ini masih menjadi permasalahan di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini menyerang segala jenis usia tetapi proporsi golongan kasus DBD terbanyak yaitu pada golongan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama rawat inap pasien DBD anak terhadap jumlah trombosit, leukosit dan hematokrit di RSU UKI periode 2018-2021. Metode penelitian ini menggunakan jenis observasional analitik dan desain cross sectional. Data berupa data sekunder yang diambil di bagian rekam medis RSU UKI. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan lama rawat inap terhadap jumlah trombosit (p=0,001). Tidak terdapat hubungan lama rawat inap terhadap jumlah leukosit (p=0,398). Tidak terdapat hubungan lama rawat inap terhadap hematokrit (p=0,320). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan lama rawat inap pasien Demam berdarah dengue anak terhadap trombosit.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>&nbsp; : DBD, trombosit, leukosit, hematokrit, lama rawat inap</p> <p><em>Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease still remains a problem in the world, including Indonesia. This disease attacks all ages, but the largest proportion of DHF cases is in children. The purpose of this study was to determine the relationship between the length of stay of pediatric dengue patients and the number of trombocyte, leukocytes, and hematocrit at UKI General Hospital for the period 2018-2021. This research method uses the analytical observational type and the cross-sectional design. The secondary data taken from the medical records of UKI General Hospital. This study showed that there was a relationship between the lenght of stay and the trombocyte count (p = 0.001). There was no relationship between the length of stay and the leukocyte count (p=0.398). There was no relationship between length of stay and hematocrit (p=0.320). The conclusion of this study is that there is a relationship between the hospital stay of pediatric patients with dengue and trombocyte.</em></p> <p><em>&nbsp;</em><em>Keywords&nbsp;&nbsp; : DHF, trombocyte, leukocytes, hematocrit, length of stay</em></p> Fanuel P. Dewandaru, Wiradi Suryanegara Copyright (c) 2023 Fanuel P. Dewandaru, Wiradi Suryanegara http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/5730 Sun, 07 Apr 2024 16:19:03 +0000 Isolasi Jamur Kapang dari Tanah http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/5753 <p>Tanah merupakan habitat berbagai mikroorganisme termasuk jamur. Jamur yang hidup di tanah termasuk jamur patogen untuk manusia. Antara lain golongan dermatofita, <em>Aspergillus</em>, dan Mucorales. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi jamur patogen di tanah dari berbagai wilayah di Pulau Jawa. Metode yang digunakan adalah <em>hair bait </em>untuk jamur dermatofita dan flotasi untuk kapang yang lain. Tanah yang diteliti berasal dari Jakarta, Bekasi, Tangerang, Cirebon, Depok, Bogor, dan Yogyakarta. Golongan dermatofita yang diisolasi adalah <em>T. rubrum, T. mentagrophytes</em>, dan <em>M. gypseum</em>. <em>Aspergillus fumigatus, A. flavus, A. niger, </em>dan<em> A. terreus </em>merupakan jamur golongan <em>Aspergillus</em> yang berhasil diisolasi. Jamur lain yaitu <em>S. apiospernum</em> diisolasi dari semua wilayah yang diteliti kecuali dari tanah yang berasal dari Cirebon. Jamur <em>L. Prolificans</em> hanya diisolasi dari wilayah Depok. Selanjutnya <em>Fusarium sp</em> diisolasi dari Bekasi, Bogor, dan Yogyakarta.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Dermatofita, <em>Aspergillus</em>, Mucorales, <em>Fusarium</em> sp</p> <p><em>Soil is a habitat for various microorganisms including fungi. Some of the fungi that live in soil are pathogenic for humans. These include dermatophytes, Aspergillus, and Mucorales. This study aims to isolate pathogenic fungi in soil from various regions on the island of Java. The method used is hair bait for dermatophyte fungi and flotation for other fungi. The soil sample studied came from Jakarta, Bekasi, Tangerang, Cirebon, Depok, Bogor and Yogyakarta. The dermatophyte groups isolated were T. rubrum, T. mentagrophytes, and M. gypseum. Aspergillus fumigatus, A. flavus, A. niger, and A. tereus are fungi from the Aspergillus group that have been isolated. Another fungus, S. apiospernum, was isolated from all areas studied except from soil originating from Cirebon. The L. prolificans fungus was only isolated from the Depok area. Furthermore, Fusarium sp was isolated from Bekasi, Bogor and Yogyakarta.</em></p> <p><em>&nbsp;</em><strong><em>Key words</em></strong><em>: Dermatophytes, Aspergillus, Mucorales, Fusarium sp</em></p> Alberto H. Imkotta, Safira Hani, Ester Hutapea, Bintang M. Y. Prakasa, Retno Wahyuningsih Copyright (c) 2023 Alberto H. Imkotta, Safira Hani, Ester Hutapea, Bintang M. Y. Prakasa, Retno Wahyuningsih http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/5753 Sun, 07 Apr 2024 16:19:29 +0000 Urtikaria Kontak Dingin Kronis: Laporan Kasus http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/5756 <p>Pada tulisan ini dilaporkan satu kasus urtikaria akibat pajanan suhu rendah yang diagnosisnya ditegakkan berdasarkan anamnesis yang teliti dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis didapati ayah menderita kondisi yang sama dan pada pemeriksaan fisik didapat urtikaria pada lengan tungkai atas. Pengobatan dengan antihistamin-H1 generasi kedua dan kortikosteroid berhasil menghilangkan gejala. Sebagai upaya pencegahan diberikan edukasi tentang penyakitnya &nbsp;&nbsp;</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Biduran, gatal, kemerahan, sel mast</p> <p><em>We report a case of urticaria due to exposure to low temperatures, the diagnosis of which was made based on a thorough history and physical examination. In the anamnesis it was found that the father was suffering from the same condition and on physical examination there was urticaria on the arms and the upper legs. Treatment with 2nd generation H1 anti-histamines and corticosteroids successfully relieved symptoms. As a prevention, education is given about the disease. </em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Urticaria, pruritic, erythema, mast cells</em></p> Monica S. Febriyanti, Dartri Cahyawari, Nesa W. Wilanti Copyright (c) 2023 Monica S. Febriyanti, Dartri Cahyawari, Nesa W. Wilanti http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/5756 Sun, 07 Apr 2024 16:20:52 +0000 Keseimbangan Mikrobiota Saluran Cerna Pada Anak Stunting http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/5751 <p>Setiap&nbsp; bagian permukaan tubuh manusia dikolonisasi dengan mikroorganisme yang kemudian kita kenal dengan istilah mikrobiota, jumlahnya sepuluh kali lipat dari jumlah sel dalam tubuh manusia, oleh karenanya manusia dikenal dengan “<em>hybrid organisms</em>” dengan komposisi manusia dan mikrobiota.&nbsp; Dalam keterkaitannya dengan stunting, faktor lingkungan seperti usia, diet, strees dan obat-obat memengaruhi komposisi mikrobiota manusia.&nbsp; Faktor endogen dan eksogen berkontribusi pada komposisi mikrobiota.&nbsp; Nutrisi yang kurang atau tidak cukup memenuhi kebutuhan tubuh, dapat menyebabkan terjadinya perubahan komposisi mikrobiota usus (disbiosis). Kondisi disbiosis mikrobiota dapat menyebabkan terganggunya penyerapan nutrisi sehingga anak menjadi kekurangan nutrisi dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.&nbsp; Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh.&nbsp; Pada anak stunting, sistem imun mengalami gangguan, sehingga lebih rentan terjadi infeksi berulang, menyebabkan kadar proinflamatory meningkat. Gangguan imunitas dapat memperburuk kondisi malnutrisi, menyebabkan malabsorbsi, gangguan hormonal, gangguan pertumbuhan dan kerentanan terhadap infeksi.&nbsp;</p> <p>Kata Kunci : Stunting, Mikrobiota, Malnutrisi, Eubiosis, Disbiosis</p> <p>Every part of the surface of the human body is colonized with microorganisms which we then know as microbiota, the number is ten times the number of cells in the human body, therefore humans are known as "hybrid organisms" with a composition of humans and microbiota. In relation to stunting, environmental factors such as age, diet, stress and medication influence the composition of the human microbiota. Endogenous and exogenous factors contribute to the composition of the microbiota. Deficiencies or insufficient nutrition to meet the body's needs can cause changes in the composition of the intestinal microbiota (dysbiosis). The condition of microbiota dysbiosis can cause disruption in the absorption of nutrients so that children become nutritionally deficient and disrupt the child's growth and development. Nutritional deficiencies can cause immune system disorders. In stunted children, the immune system is disturbed, making them more susceptible to recurrent infections, causing proinflammatory levels to increase. Immunity disorders can worsen malnutrition conditions, causing malabsorption, hormonal disorders, growth disorders and susceptibility to infection.</p> <p>Keywords : Stunting, Microbiota, Malnutrition, Eubyosis, Dysbiosis</p> Pratiwi D. Kusumo Copyright (c) 2023 Pratiwi D. Kusumo http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/5751 Sun, 07 Apr 2024 16:21:15 +0000