Majalah Kedokteran UKI
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk
<p>Majalah FK UKI bertujuan sebagai wadah publikasi hasil penelitian staff pengajar fakultas kedokteran internal dan eksternal UKI, sebagai <em>sharing knowledge </em>para dosen fakultas kedokteran serta menunjang pengembangan ilmu kedokteran/kesehatan.</p> <p> </p> <div style="border: 2px #215640 solid; padding: 10px; background-color: #dae3e1; text-align: left;"> <ol> <li class="show">Journal Title : Majalah Kedokteran UKI</li> <li class="show">Initials : MK-UKI</li> <li class="show">Frequency : 3 edition/ years (from 2020)</li> <li class="show">Online ISSN : 2798 - 0677</li> <li class="show">Print ISSN : 0216 - 4752</li> <li class="show">Editor in Chief : Prof. Dr. dr. Retno Wahyuningsih, MS., SpParK.</li> <li class="show">DOI : -</li> <li class="show">Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia</li> </ol> </div>Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesiaen-USMajalah Kedokteran UKI0216-4752Pengaruh Diabetes Melitus Sebagai Komorbid Terhadap Peningkatan Kasus Tuberkulosis di Puskesmas Rejosari, Kudus Periode 2018-2020
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/5687
<p>Diabetes Melitus (DM) dan Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit dengan prevalensi yang tinggi di Indonesia. Terdapat risiko yang lebih tinggi untuk pasien DM terkena TB paru, hal ini disebabkan karena hiperglikemia pada pasien DM membuat kerentanan infeksi M. tuberculosis meningkat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh diabetes melitus sebagai faktor komorbid terhadap peningkatan kasus tuberkulosis paru di Puskesmas Rejosari,Kudus periode 2018-2020. Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain studi kasus kontrol. Sampel penelitian yaitu 44 pasien DM, terdiri dari 22 pasien DM dengan TB paru sebagai kelompok kasus dan 22 pasien DM tanpa TB paru sebagai kelompok kontrol. Penelitian dilakukan di Puskesmas Rejosari,Kudus tahun 2021, dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square. Analisis pengaruh diabetes melitus sebagai faktor komorbid terhadap peningkatan kasus TB paru menunjukkan bahwa faktor usia ≥60 tahun (p=0,034), lama menderita DM (p= 0,025), DM tidak terkontrol (p=0,001), dan Indeks Massa Tubuh (IMT) gemuk (p=0,047) memiliki nilai p≤0,05. Usia ≥60 tahun, lama menderita DM, DM tidak terkontrol, dan IMT gemuk pada pasien DM menunjukkan pengaruh diabetes melitus sebagai faktor komorbid terhadap peningkatan kasus tuberkulosis paru di Puskesmas Rejosari Kudus. Kata Kunci : Diabetes melitus; tuberkulosis paru; Puskesmas Rejosari</p> <p>Diabetes Mellitus (DM) and Pulmonary Tuberculosis (TB) are highly prevalent diseases in Indonesia. It has a higher risk of DM patients being affected by pulmonary TB because hyperglycemia triggers the increase of M. tuberculosis infection susceptibility. This study tried to determine the effect of DM as a comorbid factor on the increase in pulmonary TB cases at Rejosari Health Center, Kudus, in 2018-2020. This research method was observational analytic with a case-control research design. The sample was 44 DM patients consisting of 22 DM patients with pulmonary TB as the case group and 22 patients without it as the control group. The research was conducted at the Rejosari Health Center, Kudus, in 2021 using a purposive sampling technique. Data were analyzed using the chisquare test. The Analysis shows the age factor of 60 years old (p=0.034), length of suffering diabetes (p= 0.025), uncontrolled diabetes (p=0.001), and Body Mass Index (BMI) (p=0.047) had p≤0.05. The condition of 60 years old, length of suffering diabetes, uncontrolled DM, and obese BMI in DM patients shows the diabetes mellitus as a comorbidity factor impacting the increase of pulmonary TB cases at Rejosari health center, Kudus. Keywords : Diabetes mellitus; pulmonary tuberculosis; Rejosari Kudus Health Center</p>Amadea J.M. FaustinJahja T. Widjaja WidjajaCindra Paskaria
Copyright (c) 2021 Amadea J.M. Faustin, Jahja T. Widjaja Widjaja, Cindra Paskaria
2022-01-072022-01-07373707410.33541/mk.v37i3.5687Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa Terhadap Pencegahan Covid-19 Di Fakultas Kedokteran UKI Tahun 2020
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/3580
<p>Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan virus Corona, menginfeksi lebih dari 200 negara di dunia. Hingga kini belum ada pengobatan khusus sehingga dibutuhkan pengetahuan mengenai yang baik mengenai Covid-19 dan perilaku hidup bersih juga sehat sebagai upaya pencegahan penularan. Mahasiswa dalam populasi penelitian sejumlah 174 orang sebagai bagian dari kelompok masyarakat dan calon tenaga medis diharapkan mengambil bagian dalam gerakan pencegahan, karena itu dibutuhkan pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik agar dapat memberikan teladan dan edukasi terkait cara pencegahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa Terhadap Pencegahan Covid-19. Jenis penelitian ini deskriptif, dengan jumlah sampel 125 mahasiswa yang telah memenuhi kriteria inklusi. Hasil dan kesimpulan, didapatkan usia terbanyak pada 21 tahun 57,6%, jenis kelamin terbanyak pada perempuan yakni 63,2%, pengetahuan baik 79,2% responden, Sikap baik 91,2%, dan Perilaku baik 94,4%. Mayoritas responden berusia di bawah 21 tahun, dengan jumlah perempuan melebihi laki-laki, dan mayoritas responden memiliki pemahaman, sikap, dan perilaku yang baik tentang pencegahan Covid-19.</p>Rei Y.K. PappinYusias H. Diani
Copyright (c) 2021 Pappin reiAlpha17
2024-03-212024-03-21373757810.33541/mk.v37i3.3580Kepuasan Mahasiswa Klinik Tentang Pelaksanaan Protokol Kesehatan 5M COVID-19 di RSU UKI
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/5689
<p>Awal tahun 2020, dunia dihadapkan pada wabah penyakit infeksi yang dikenal sebagai Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri RI (2020) dalam mengantisipasi penyebaran COVID-19 yaitu memberlakukan protokol kesehatan COVID-19. Protokol kesehatan yang diterapkan pada masyarakat bertujuan memutus penularan COVID-19. Pada masa itu diberlakukan gerakan 5M. yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Penelitian ini berujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa klinik terhadap protokol kesehatan Gerakan 5M COVID – 19 di Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia (RSU UKI). Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Data yang diambil merupakan data primer berupa kuesioner online yang dikirim pada mahasiswa klinik di RSU UKI pada bulan Juni - Juli 2021. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 243 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa para mahasiswa puas dengan kewajiban mencuci tangan dan memakai masker, sangat puas dalam menilai kewajiban menjaga jarak, menjauhi kerumunan dengan tingkatan cukup puas sedangkan dalam hal membatasi mobilitas kebanyakan responden sangat tidak puas.</p> <p>Kata Kunci: Kepuasan, COVID-19, Protokol, 5M</p> <p>At the beginning of 2020, the world was faced with an outbreak of an infectious disease known as Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). The policy issued by the Indonesian Ministry of Home Affairs (2020) in anticipating the spread of COVID-19 is the implementation of the COVID-19 health protocol. The health protocol is applied to the community in order to stop the transmission of COVID-19. The New Normal period applies the 5M movement. The 5M movements include washing hands, wearing masks, maintaining distance, staying away from crowds and reducing mobility. The aim of this study was to describe the level of satisfaction of clinical students regarding the health protocol of the 5M COVID-19 Movement at UKI Hospital. The research design used is descriptive method. The data taken is primary data in the form of an online questionnaire given to clinical students at the UKI General Hospital in June - July 2021. The number of samples obtained was 243 respondents. The results showed that the 5M Movement, in the form of washing hands and wearing masks were at the level of satisfaction, for the maintaining distance the respondents a very satisfied level. Staying away from crowds with a level of satisfaction while limiting mobility the level of of satusfaction was very low.</p> <p>Keywords: Satisfaction, COVID-19, Protocol, 5M</p>Yunita R.M.B SitompulBona SimanungkalitAliya AzzahraDena C. SabonoEgi B.A.N. SaragihRio E. KuncoroThea Arabella
Copyright (c) 2021 Yunita R.M.B Sitompul, Bona Simanungkalit, Aliya Azzahra, Dena C. Sabono, Egi B.A.N. Saragih, Rio E. Kuncoro, Thea Arabella
2021-01-072021-01-07373798310.33541/mk.v37i3.5689Spondilitis Ankilosa Berat, Anestesi Generalisata atau Regional?
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/5690
<p>Spondilitis ankilosa merupakan penyakit autoimun pada tulang belakang yang menyebabkan kekakuan progresif.<br>Kondisi tersebut menyebabkan kesulitan melakukan anestesi. Pada laporan kasus ini, dilaporkan pasien laki-laki,<br>usia 71 tahun dengan spondilitis ankilosa yang akan menjalani tindakan pembedahan untuk<br>fraktur intertrokanterik dekstra. Pada pasien tersebut didapatkan kesulitan dalam melakukan tindakan anestesi.<br>Laporan kasus ini ditujukan untuk mendeskripsikan pertimbangan pemilihan metode anestesi yang dapat dilakukan<br>untuk pasien dengan spondilitis ankilosa.</p> <p>Kata kunci: Spondilitis ankilosa, anestesi spinal, anestesi umum, kesulitan anestesi</p> <p>Ankylosing spondylitis is an autoimmune disease of the spine that leads to progressive joint stiffening. This<br>condition could cause particular difficulty in conducting anesthesia. In this study, we reported a 71-year-old male<br>with ankylosing spondylitis with an intertrochanteric femoral fracture. We observed several problems in performing<br>spinal and general anesthesia during the elective surgery. In this case report, we described the considerations on<br>choosing the anesthesia method and its difficulty in patients with ankylosing spondylitis. <br>Keywords: Ankylosing spondylitis, spinal anesthesia, general anesthesia, anesthesia difficulties</p>Eleazar PermanaRio J. AbadiKevin J. Adhimulia
Copyright (c) 2021 Eleazar Permana, Rio J. Abadi, Kevin J. Adhimulia
2024-03-212024-03-21373848710.33541/mk.v37i3.5690FRAMBUSIA : INFEKSI TROPIS TERABAIKAN, DIAGNOSIS SERTA TATALAKSANANYA
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/mk/article/view/2425
<p>Frambusia merupakan penyakit purbakala yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan karena masih terdapat daerah endemis di beberapa negara temasuk Indonesia. Frambusia adalah penyakit menular melalui kontak kulit dengan kulit dari seseorang penderita yang memiliki luka (lesi aktif) terhadap orang lain yang sehat. Bakteri Treponema pallidum subspecies pertenue merupakan agen penyebab penyakit ini. World Health Organization telah menetapkan frambusia sebagai salah satu penyakit infeksi tropis terabaikan yang ditargetkan mencapai eradikasi pada tahun 2020. Sama seperti penyakit lain yang disebabkan oleh infeksi Treponema, frambusia memiliki beberapa fase klinis perjalanan penyakit mulai dari manifestasi ringan pada kulit sampai menyebabkan kecacatan fisik permanen pada penderitannya. Diagnosis frambusia ditegakkan melalui tanda klinis dan pemeriksaan penunjang serologis. Saat ini tata laksana frambusia difokuskan melalui usaha pencapaian eradikasi. Pemberian azitromisin massal kepada seluruh masyarakat di daerah endemis merupakan tata laksana utama frambusia. Kegiatan survailans berupa pemantauan hasil pengobatan serta penemuan dan pengobatan kasus secara aktif maupun pasif juga dilakukan setelah pemberian obat masal dilakukan, untuk memastikan upaya pencapaian eradikasi dapat tercapai.</p> <p>Kata kunci:, Treponema pallidum subspecies pertenue, lesi kulit, eradikasi, azitromisin.</p> <p>Frambusia is one of the ancient disease which is still one of health problem that has not been resolved because there are still endemic in many countries including Indonesia. Frambusia is a contagious disease that was transmitted through skin-to-skin contact from a person with a wound (active lesion) to another healthy person. Treponema pallidum subspecies pertenue, is a causative agent for this disease. WHO has choosen frambusia as a neglected tropical infectious diseases who will be targeted to achieve eradication in 2020. Just like other diseases caused by Treponema infection, frambusia has several clinical phases from mild manifestations on the skin to permanent physical disability in patients. The diagnosis of frambusia is confirmed by finding clinical signs accompanied by serological investigations. Management of frambusia was focused to eradicate itself. Azithromycin was given to all people with frambusia in endemic areas and become the best one of management frambusia. Surveillance activities in the form of monitoring the results of treatment as well as active and passive case finding and treatment were also carried out after the mass drug administration was carried out, to ensure efforts to achieve eradication could be achieved.</p> <p>Keywords: Treponema pallidum subspecies ertenue,Skin lession, eradication, azithromycin</p>Mildi FeliciaBeto Suhartono
Copyright (c) 2021 Beto Suhartono, Mildi Felicia
2024-03-212024-03-21373889510.33541/mk.v37i3.2425