Efikasi dan Efek Simpang Ramelteon untuk Pengobatan Insomnia Kronik

  • Abraham Simatupang Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Abstrak

Abstrak

Insomnia dengan tanda utama kesulitan untuk mulai tidur dan mempertahankan tidur sering ditemui dalam praktek sehari-hari. Psikoterapi, latihan dan farmakoterapi merupakan pendekatan umum untuk insomnia. Hipnotika dan sadativa yang masuk dalam benzodiazepine dan fenobardital digunakan untuk mengurangi kondisi ini. Namun, benzodiazepine dan fenobarbital memiliki kekurangan, antara lain kekambuhan insomnia, efek lepas obat dan penyalahgunaan senyawa tersebut yang membuat dokter dan pasien berhati-hati menggunakan kedua obat tersebut terutama untuk jangka panjang. Melatonin disintesis dan dilepaskan dari kelenjar pineal dan berperan penting pada irama sirkadian mamalia dan fungsi reproduksi. Malatonin MT 1-receptor mRNA dan MT2- receptor Mrna terdapat di nekleus suprakiasma (NSK) yang berhubungan dengan efek pergeseran fase melantonin pada irama sirkadian. Karena itu senyawa aktif yang berinteraksi tinggi dengan kedua reseptor ini telah diteliti, dan ramelteon, suatu agonis reseptor melatonin tampaknya menjadi jawaban. Ramelteon memiliki selektifitas dan affinitas yang kuat terhadap reseptor MT1 ­dan MT2 manusia. Dari beberapa uji klinik ditemukan bahwa ramelteon menurunkan periode laten menuju tidur dan memperbaiki waktu tidur total dengan efek simpang yang minimal.

Kata Kunci : Insomnia, ramelteon, melatonin, farmakokinetik, uji klinik

 

Abstract

Insomnia which characterises mainly with difficulty getting into sleep and maintains the sleep is commonly found in daily practice. Psychotheraphy, exercise and pharmacotheraphy are the main approaches against insomnia. Hynotic and sedativies belong to benzodiazepines and phenobarbitals have been used to alleviate the condition. However, benzodiazepines and phenobarbitals have so many drawbacks, such as rebound insomnia, withdrawal effect and abuse ability of the substance, that made prescribers and patients as well reluctant to use both substances especially for chronic use. Melantonin is synthesised and released by the pineal gland and play an important role on the mammalian circadian rhythms and reproductive function. Melantonin MT1-receptor mRNA and MT2-receptor mRNA have been found in suprachiasmatic nucleus (SCN), which is associated with the phase-shifting effect of melatonin on circadian rythms. Therefore, a melatonin receptor agonist, seems possibly the answer. Furthermore, the remelteon has high selectivity and greater affinity for human MT1 ­­and MT2 receptor. Finally, in some clinical trials the remelteon reduced latency to persistent sleep and improved the total sleep time with minimal adverse event compared to the benzodiazepines.

Key words : Insomnia, remelteon, melatonin, pharmacokinetics, clinical trial

Diterbitkan
2021-03-28
Bagian
Articles