PERILAKU TIDAK MEMILIH PADA PILKADA SUMATERA UTARA 2013 DI KOTA MEDAN

  • Budi Chrismanto Sirait Universitas Kristen Indonesia

Abstract

Abstract
Direct election born from the passion for the welfare of society and the acceleration of development in the area. Voters factors have an important role in the success of direct election. Smart voters are not like pupets which cannot be separated from the master’s control. The voters who think rationally and logically will take the initiative not to use their right to vote. Conceptually, they have higher participation quality, but unfortunately, this higher quality is being discriminated by a concept where the quality of an election is showed by the quantity of people participating in it. Therefore, non voting behavior phenomenon in Medan should become learning for everyone taking a part in electoral democracy, generally in Indonesia and especially in Medan and North Sumatra.
Keyword: Non Voting Behavior, Election


Abstrak
Pilkada langsung lahir dari semangat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan percepatan pembangunan di daerah. Faktor pemilih memiliki peranan penting dalam menyukseskan Pilkada langsung. Pemilih yang cerdas bukan seperti wayang yang tidak bisa lepas dari kendali dalangnya. Pemilih yang menggunakan nalar dan rasionalitas yang baik dengan mengambil inisiatif untuk tidak menggunakan hak pilihnya, secara konseptual sebenarnya memiliki kualitas partisipasi yang lebih tinggi, namun sayangnya justru kualitas yang lebih tinggi ini sering terdiskriminasi oleh pemahaman bahwa kualitas pemilu harus ditunjukkan oleh kuantitas orang yang menggunakan hak pilih. Oleh sebab itu, Dengan besarnya perolehan fenomena perilaku tidak memilih atau golput yang terjadi di Kota Medan ini, dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak yang terlibat dalam proses demokrasi elektoral di Indonesia secara umum dan Kota Medan, Sumatera Utara secara khusus.
Kata Kunci: Perilaku Tidak Memilih, Pilkada

Published
2018-06-28