Analisa Risiko Proses Fisioterapi Dan Mitigasi Menggunakan Metode Workload Indicator Of Staffing Need (Tinjauan: Proses Internal dan Manusia di Rumah Sakit X)

  • Novlinda Susy Anrianawati Manurung, M.M universitas kristen indonesia
  • Dr. Indra Gunawan, ST., ME universitas kristen indonesia
Keywords: Analisis risiko, proses fisioterapi, mitigasi risiko, workload indicatorstaffing need

Abstract

Penelitian dilakukan dengan latar belakang, adanya Keputusan Menteri Kesehatan No.65 Tahun 2015 tentang standar pelayanan fisioterapi yang digunakan sebagai dasar manajemen risiko dalam mempersiapkan strategi untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diharapkan muncul pada penatalaksanaan proses fisioterapi.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:81/MENKES/SK/2004, tentang  Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit untuk menghitung kebutuhan SDM di Rumah Sakit, yaitu workload indicator staffing need (WISN)sebagai strategi pengambilan kebijakan. 

Penelitian ini bertujuan untukmeningkatkanmutu pelayanan fisioterapi melalui perhitungan risiko proses fisioterapi dan tindakan mitigasi risiko menggunakan metode Workload Indicator Staffing Need.

Penelitian menggunakan Metodetahapan manajemen risiko sebagai metode analisisnya dan WISN sebagai metode untuk mitigasi risiko. Analisis risiko diawali dengan identifikasi risiko kemudian mengukur risiko dengan menghitung peluang dan dampak dari resiko tersebut dan merancang manajemen risiko sebagai mitigasinya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kejadian dengan risiko tertinggi 25 pada tahap pemeriksaan dan pengukuran dengan peluang tidak memiliki waktu yang memadai untuk pemeriksaan dan pengukuran fisioterapi dengan nilai 5 dan dampak penulisan laporan hasil pemeriksaan tidak lengkap dengan nilai 5 pada tahap dokumentasi, sedangkan pada tahap intervensi fisioterapi terjadi peluang pengurangan jenis dan waktu intervensidengan nilai 5 dan dampak berupa penyembuhan yang lama atau tidak sembuh (cacat) mendapat nilai5 sehingga didapat nilairisiko 25. 

Adapun pemicu terjadinya potensi risiko adalah jumlah pasien (rata-rata 5060/hari) yang tidak sebanding dengan jumlah tenaga fisioterapis (4 orang) serta kurangnya sarana alat intervensi fisioterapi (penatalaksanaan alat menggunakan dosis waktu min : 15 menit).

Dalam Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan fisioterapi sesuai dengan PMK 65 tahun 2015, maka langkah strategis yang harus dilakukan adalah pengambilan kebijakan mitigasi kejadian yang tidak diharapkan muncul dengan menurunkan peluang, seperti: menambah jumlah tenaga fisioterapissesuai dengan kebijakan pemerintah dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 81 /MENKES/SK/2004, tentang  Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit untuk menghitung kebutuhan SDM di Rumah Sakit, yaitu workload indicator staffing need (WISN), mengatur jadwal pemisahan hari pemeriksaan pengukuran fisioterapi dengan hari pelaksanaan intervensi dan menambah jumlah alat intervensi fisioterapi. 

 

Kata kunci : Analisis risiko, proses fisioterapi, mitigasi risiko, workload indicatorstaffing need

Published
2020-08-19
How to Cite
Novlinda Susy Anrianawati Manurung, M.M, & Dr. Indra Gunawan, ST., ME. (2020). Analisa Risiko Proses Fisioterapi Dan Mitigasi Menggunakan Metode Workload Indicator Of Staffing Need (Tinjauan: Proses Internal dan Manusia di Rumah Sakit X) . JURNAL MANAJEMEN RISIKO, 1(1), 41-68. https://doi.org/10.33541/mr.v1iI.1967
Section
Articles