Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTS Dan PLTMH-GRID) Di Desa Tiworiwu I Dan Desa Bea Pawe, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Abstrak
Desa Tiworiwu I dan Desa Bea Pawe, yang terletak di Kabupaten Ngada, memiliki pembangkit listrik energi terbarukan, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Wae Roa, yang terhubung ke PLN. Kapasitas daya total yang dihasilkan dari pembangkit listrik ini, mencapai 370 kW dan lokasi pembangkit berada di Desa Bea Pawe. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH) dengan menggabungkan PLTMH-Grid dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Tingkat radiasi matahari di Desa Bea Pawe mencapai 5,531 kWh/m2. Kapasitas modul surya yang digunakan dalam penelitian ini adalah 325 Wp/modul. Total kapasitas keseluruhan mencapai 525.200 Wp dengan jumlah modul Photovoltaic (PV) sebanyak 1616 unit dan 53 unit inverter dengan kapasitas 10 kW, sehingga total kapasitas inverter mencapai 530 kW. Setelah melakukan analisis simulasi terhadap PLTH dengan menggunakan perangkat lunak HOMER, menunjukkan bahwa produksi energi listrik yang dihasilkan oleh PLTH di Desa Tiworiwu I dan Desa Bea Pawe adalah sebesar 3.131.745 kWh/tahun. Kontribusi PLTS dalam produksi energi adalah sebesar sebesar 27,5%, kontribusi PLTMH sebesar 51,5%, dan kontribusi dari jaringan listrik (grid) sebesar 21%. Dari segi ekonomi, estimasi nilai Net Present Cost (NPC) pada PLTH jauh lebih rendah dibandingkan dengan PLTMH-Grid, dengan selisih sebesar Rp. 5.304.430.000. Levelized Cost of Electricity (LCOE) pada PLTMH-Grid juga lebih rendah, dengan selisih Rp. 383,39/kWh. Break Even Point (BEP) diperkirakan terjadi dalam waktu sekitar 5,05 tahun. Nilai NPC dan LCOE dari PLTH lebih rendah dibandingkan dengan PLTMH-Grid PLN.
- View 128 times Download 128 times View Pdf (English)