KEPEMIMPINAN PENDETA PEREMPUAN DI LINGKUP SINODAL GEREJA PROTESTAN DI INDONESIA BAGIAN BARAT (GPIB): SUATU TINJAUAN TEOLOGIS-PEDAGOGIS

  • Nova Linda Romeantenan Universitas Kristen Indonesia
  • Desi Sianipar Universitas Kristen Indonesia

Abstrak

Kepemimpinan sangat penting bagi kelangsungan pelayanan gereja. Kepemimpinan yang baik akan sangat bergantung pada tingkat komitmen, konsistensi
dan kesediaan menerima konsekuensi pelayanan dalam kerendahan hati, sehingga menyebabkan mereka yang dipimpin melakukan serangkaian tindakan dengan penuh kesadaran guna mencapai tujuan yang telah disepakati. Kepemimpinan pendeta perempuan secara teoritis diartikan sebagai kemampuan seorang pendeta perempuan dalam menggerakkan atau mempengaruhi jemaat dan dirinya menuju suatu tujuan dengan visi tertentu, dan mentransformasi komunitasnya sehingga kondisinya semakin baik.
Penelitian dilaksanakan di kantor Majelis Sinode GPIB dengan teknik pengumpulan data deskriptif kualitatif melalui studi kepustakaan, wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keadaan yang sebenarnya dari kepemimpinan pendeta perempuan di lingkup sinodal GPIB. Sampel yang digunakan adalah model sampel bertujuan (purposive sampling). Informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang yang terdiri dari 7 orang fungsionaris Majelis Sinode dan 6 orang perangkat-perangkat Majelis Sinode GPIB, yang terdiri dari 4 pendeta perempuan, 1 penatua perempuan dan 1 pendeta laki-laki. Kemudian dilakukan analisis untuk melihat kendala dan cara pendekatan agar dengan tinjauan teologis-pedagogis ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa kepemimpinan pendeta perempuan di GPIB dibangun berdasarkan Alkitab di mana perempuan dan laki-laki diciptakan segambar dengan Allah (Kej. 1:27). Artinya, laki-laki dan perempuan adalah gambar Allah yang diciptakan setara dan sederajat. Pendeta perempuan dan pendeta laki-laki tidak ada perbedaan dalam hal kepemimpinan di lingkup sinodal GPIB. GPIB sebagai lembaga sangat terbuka dan memberikan peluang yang sangat luas kepada pendeta perempuan untuk membangun dan mengembangkan dirinya melalui pendidikan, pelatihan dan pembinaan. GPIB sebagai lembaga sudah sangat maju dan terbuka memberikan peluang untuk perempuan memimpin di lingkup struktural sinodal GPIB.
Pendeta perempuan sebagai pelaku sejarah telah berperan di ruang publik dan domestik. Peran domestik dan peran publik sudah ikut mempengaruhi perubahan pada kepemimpinan di GPIB. Meskipun dalam kepemimpinan pendeta perempuan banyak tantangan, tetapi pendeta perempuan GPIB telah mempengaruhi gerak menggereja menurut konteksnya.
Kata kunci: kepemimpinan, pendeta perempuan, tinjauan teologis-pedagogis.

Diterbitkan
2018-10-01
Bagian
Articles