Olahraga dan Makna Nasionalisme dalam Perspektif Media

  • Agustinus Eko Rahardjo Universitas Airlangga

Abstract

Abstrak

“Hanya ada dua cara di mana bendera Indonesia dapat dikibarkan di negara lain: saat presiden kita berkunjung ke negara itu, dan saat prestasi olahraga Indonesia berkibar dalam sebuah event yang berlangsung di negara tersebut.†Ucapan mantan presiden Jusuf Kalla itu menegaskan betapa pentingnya prestasi olahraga dapat membawa kehormatan sebuah negara.

Disampaikan di sela-sela mengunjungi latihan tim nasional sepakbola Indonesia menjelang tampil sebagai tuan rumah Grup B Piala Asia 2007, lecutan semangat dari orang nomor dua di negeri ini membawa prestasi gemilang. Dalam tiga kali penampilannya, Firman Utina dan kawan-kawan tampil gemilang meski gagal menembus babak perempatfinal. Sekali menang melawan Bahrain 2-1, dan dua kalah, 1-2 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Korea Selatan sudah cukup mengangkat nama Indonesia bersaing dengan para raksasa sepakbola Asia itu.

Tapi, itu prestasi terbaik timnas dalam tiga tahun terakhir. Selanjutnya, sepakbola Indonesia berada di titik nadi sejarah. Pada Sea Games di Laos 2007 lalu, bahkan Boaz Salossa dan kawan-kawan tertinggal prestasinya dari negara sekelas Laos, Myanmar dan Malaysia.

Kini, sebagai salah satu upaya mengangkat kembali prestasi sepakbola Indonesia, muncul wacana naturalisasi pemain asing. Bagaimana media massa menyikapi persoalan ini, dalam kaitannya dengan kebangkitan prestasi olahraga dan nasionalisme para pemain profesional?

Kata kunci: nasionalisme, sepakbola, naturalisasi, framing, media massa.

Published
2018-02-23