Pola Kepekaan Bakteri yang Diisolasi dari Liang Telinga Penderita Otitis Media Supuratif Kronis Terhadap Antibiotik

  • Noni N. Sari Departemen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Jakarta
  • Bambang S. R. Utomo Departemen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Jakarta
  • Lina Marlina Departemen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Jakarta.
  • Fransiscus H. Poluan Departemen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Jakarta.
  • Dame J. Pohan Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Jakarta

Abstract

Abstrak
Otitis media supuratif kronis (OMSK) merupakan infeksi telinga tengah yang ditandai dengan keluarnya sekret dari telinga lebih dari dua bulan, sekret cair atau kental berwarna bening atau seperti nanah, frekuensi terus-menerus atau hilang timbul, dan membran timpani mengalami perforasi. Pengobatan konservatif pada OMSK adalah antibiotik topikal dan sistemik. Pola sensitivitas mikroba berubah dari waktu ke waktu, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitivitas antibiotik pada bakteri sekret telinga penderita OMSK. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan desain case series. Pengambilan data dilakukan dengan total sampling, yaitu seluruh pasien OMSK yang datang ke Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia, memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, pada bulan Agustus 2019 hingga November 2019. Dari 16 responden penderita OMSK, terdapat 10 laki-laki (62,4%), 5 berasal dari kelompok usia 0-10 tahun (31,2%), dan 16 memiliki keluhan utama keluar cairan (93,8%). Kuman terbanyak adalah Staphylococcus aureus (6 atau 35,3%), sensitivitas antibiotik tertinggi adalah Imipenem (16 atau 94.4%), diikuti gentamisin (13 atau 76,5%) dan Amikasin (13 atau 76.5%). Antibiotik resistensi tertinggi adalah kloramfenikol (13 atau 76,5%), diikuti eritromisin (13 atau 76.5%) dan amoksisilin (7 atau 70,6%).
Kata kunci: Otitis media supuratif kronis (OMSK), sekret telinga, kultur, sensitifitas antibiotik.

Abstract
Chronic suppurative otitis media (CSOM) is an infection of the middle ear characterized by secretions from the ear for more than two months, liquid or thick discharge that is clear or pus-like, continuous frequency or recurrent, with a tympanic membrane perforation. Topical and systemic antibiotics are used to treat CSOM. The pattern of microbial sensitivity can changes over time, and the purpose of this study was to evaluate the sensitivity of antibiotics in CSOM patients. This study used a descriptive method with a case series design. Total sampling was done by including all CSOM patients who came to the Indonesian Christian University Hospital from August 2019 to November 2019 based on the inclusion and exclusion criteria. Of 16 respondents with CSOM, there 10 males (62.4%), 5 were in the age group of 0-10 years (31.2%), and 16 had the main complaint of fluid discharge (93.8%). The most common bacteria were Staphylococcus aureus (6 or 35.3%), antibiotic with the highest sensitivity were imipenem (16 or 94.4%), gentamicin (13 or 76.5%) and amikacin (13 or 76.5%). Antibiotics with the highest resistance were chloramphenicol (13 or 76.5%), erythromicin (13 or 76.5%) and amoxicillin (7 or 70.6%).
Keywords: Chronic suppurative otitis media (CSOM), culture, ear secretions, antibiotic susceptibility.

Published
2021-03-01
How to Cite
N. Sari, N., S. R. Utomo, B., Marlina, L., H. Poluan, F., & J. Pohan, D. (2021). Pola Kepekaan Bakteri yang Diisolasi dari Liang Telinga Penderita Otitis Media Supuratif Kronis Terhadap Antibiotik. Majalah Kedokteran UKI, 35(4), 157 - 162. https://doi.org/10.33541/mkvol34iss2pp60