Aktivitas Antifungal Kitosan Rajungan dan Udang terhadap Candida albicans

  • Komariah - Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti
  • Latifah - Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti

Abstrak

Abstrak
Kitosan merupakan hasil deasetilasi kitin dan banyak ditemukan pada cangkang hewan avertebrata laut berkulit
keras (Crustacea). Kitosan merupakan suatu amina polisakarida yang berperan dalam menghambat pertumbuhan
bakteri dan jamur, termasuk Candida albicans. Pada penelitian ini digunakan kitosan rajungan (Portunus pelagicus)
dengan derajat deasetilasi (DD) 89% dan kitosan udang (Penadeus monodon) dengan derajat deasetilasi (DD) 93%.
Tujuan penelitian ini untuk menguji daya hambat kitosan tersebut terhadap pertumbuhan C. albicans. Candida
albicans termasuk flora normal di dalam rongga mulut dan bersifat saprofit namun dapat menjadi patogen bila
terdapat faktor predisposisi pada tubuh pejamu. Efek antifungal yang dihasilkan kitosan DD 89% dan kitosan DD
93% terhadap pertumbuhan C. albicans diuji dengan metode difusi cakram. Konsentrasi kitosan yang dipakai pada
uji adalah 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1%, dan 1,25% (b/v). Zona hambat yang terbentuk pada masing-masing kelompok
konsentrasi berbeda. Diameter zona hambat terbesar yaitu 8 mm dan terdapat pada konsentrasi kitosan udang
1,25%. Sedangkan diameter zona hambat terkecil yaitu 4 mm terdapat pada konsentrasi kitosan rajungan 0,25%.
Kata kunci: Kitosan, Candida albicans, derajat deasetilasi, zona hambat

Abstract
Chitosan can be formed from deacetylation of chitin from marine invertebrate shells (Crustacea). It is amino
polysaccharide dan it has antibacterial and antifungal activity. In this study, we used chitosan from Portunus
pelagicus (89% deacetylation degree) and Penadeus monodon (93% deacetylation degree). The aim of this study
is measure of inhibition Candida albicans with chitosan, because that bacteria is normal flora in the mouth and
saprophytic. However, it can become pathogenic if there is a predisposing factor in the host. We used diffusion
disc method in this study with several concentrations of chitosan (0,25%, 0,5%, 0,75%, 1%, 1,25% w/v). The
results showed, the chitosan has antifungal activity. The highest antifungal activity was showed in 1,25% P. mondon
chitosan with 8 mm of inhibition zone. The lowest antifungal activity was showed in 0,25% P. pelagicus chitosan
with 4 mm inhibtion zone.
Keywords: chitosan, Candida albicans, deacetylation degree, inhibition zone

##submission.authorBiography##

##submission.authorWithAffiliation##

Abstrak
Kitosan merupakan hasil deasetilasi kitin dan banyak ditemukan pada cangkang hewan avertebrata laut berkulit
keras (Crustacea). Kitosan merupakan suatu amina polisakarida yang berperan dalam menghambat pertumbuhan
bakteri dan jamur, termasuk Candida albicans. Pada penelitian ini digunakan kitosan rajungan (Portunus pelagicus)
dengan derajat deasetilasi (DD) 89% dan kitosan udang (Penadeus monodon) dengan derajat deasetilasi (DD) 93%.
Tujuan penelitian ini untuk menguji daya hambat kitosan tersebut terhadap pertumbuhan C. albicans. Candida
albicans termasuk flora normal di dalam rongga mulut dan bersifat saprofit namun dapat menjadi patogen bila
terdapat faktor predisposisi pada tubuh pejamu. Efek antifungal yang dihasilkan kitosan DD 89% dan kitosan DD
93% terhadap pertumbuhan C. albicans diuji dengan metode difusi cakram. Konsentrasi kitosan yang dipakai pada
uji adalah 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1%, dan 1,25% (b/v). Zona hambat yang terbentuk pada masing-masing kelompok
konsentrasi berbeda. Diameter zona hambat terbesar yaitu 8 mm dan terdapat pada konsentrasi kitosan udang
1,25%. Sedangkan diameter zona hambat terkecil yaitu 4 mm terdapat pada konsentrasi kitosan rajungan 0,25%.
Kata kunci: Kitosan, Candida albicans, derajat deasetilasi, zona hambat

Abstract
Chitosan can be formed from deacetylation of chitin from marine invertebrate shells (Crustacea). It is amino
polysaccharide dan it has antibacterial and antifungal activity. In this study, we used chitosan from Portunus
pelagicus (89% deacetylation degree) and Penadeus monodon (93% deacetylation degree). The aim of this study
is measure of inhibition Candida albicans with chitosan, because that bacteria is normal flora in the mouth and
saprophytic. However, it can become pathogenic if there is a predisposing factor in the host. We used diffusion
disc method in this study with several concentrations of chitosan (0,25%, 0,5%, 0,75%, 1%, 1,25% w/v). The
results showed, the chitosan has antifungal activity. The highest antifungal activity was showed in 1,25% P. mondon
chitosan with 8 mm of inhibition zone. The lowest antifungal activity was showed in 0,25% P. pelagicus chitosan
with 4 mm inhibtion zone.
Keywords: chitosan, Candida albicans, deacetylation degree, inhibition zone

Diterbitkan
2020-11-06
Bagian
Articles