Hubungan antara Parameter Demografik dan Demensia pada Lansia

  • Ajeng Damarianti Mahasiswa Program Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
  • Dwi Karlina Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Abstract

Abstrak
Peningkatan prevalensi kasus demensia dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya meningkatnya usia seseorang
(di atas 65 tahun), jenis kelamin genetik/keturunan, trauma kepala, tingkat pendidikan, lingkungan (keracunan
alumunium), ketiadaan pasangan hidup, penyakit-penyakit tertentu (hipertensi sistolik, sindrom down, stroke,
dan lain-lain), serta gangguan imunitas, dan lain–lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
dimensia dan faktor usia, jenis kelamin, status pernikahan dan tingkat pendidikan pada lansia di Sasana Tresna
Werda Karyabakti Ria Pembangunan Cibubur. Desain penelitian ini adalah cross sectional selama bulan Agustus
sampai November 2016. Responden berusia 60 tahun ke atas. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner Mini Mental State Examination (MMSE). Analisis data dilakukan dengan chi square. Hasil penelitian
menujukkan bahwa lansia yang lebih banyak mengalami demensia adalah perempuan (63,3%) dengan p=0,035;
kelompok usia 75-89 (43,3,%) dengan p=0,049; kelompok dengan tingkat pendidikan rendah (73,3%) dengan
p=0.001; dan kelompok dengan status janda/duda (76,7%) dengan p=0,027. Disimpulkan bahwa usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, dan status pernikahan berhubungan bermakna dengan dimensia.
Kata Kunci: demensia, umur, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan

Abstract
Increased prevalence of dementia cases are affected by several factors, such as aging (over 65 years), sex, genetics
/ heredity, head trauma, level of education, the environment (toxicity of aluminum), the absence of a spouse, certain
diseases (hypertension systolic , down syndrome, stroke, etc.), as well as immune disorders, etc. This research aim
to know the association between age, sex, marital status and education level with dementia of the elderly in the
Sasana Tresna Werda Karyabakti Ria Pembangunan Cibubur. This research used cross sectional design and was
conducted from August until November 2016. Respondent aged 60 years and older. Data was collected using
questionnaires and MMSE form. Data analysis perfomed using univariate analysis and bivariate analysis.The result
showed that dementia was more prevalent among females (63.3%) with p-value=0.035; group aged 75-89 years old
(43.3%) with p–value=0.049, low education levels (73. 3%) with p = 0.001 and with the status of widows/widowers
(76.7%) with p value= 0.027. We concluded there were significant associations between age, sex, marital status and
education level with dementia.
Keywords: dementia, age, sex, marital status, education level

Author Biography

Ajeng Damarianti, Mahasiswa Program Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Abstrak
Peningkatan prevalensi kasus demensia dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya meningkatnya usia seseorang
(di atas 65 tahun), jenis kelamin genetik/keturunan, trauma kepala, tingkat pendidikan, lingkungan (keracunan
alumunium), ketiadaan pasangan hidup, penyakit-penyakit tertentu (hipertensi sistolik, sindrom down, stroke,
dan lain-lain), serta gangguan imunitas, dan lain–lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
dimensia dan faktor usia, jenis kelamin, status pernikahan dan tingkat pendidikan pada lansia di Sasana Tresna
Werda Karyabakti Ria Pembangunan Cibubur. Desain penelitian ini adalah cross sectional selama bulan Agustus
sampai November 2016. Responden berusia 60 tahun ke atas. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner Mini Mental State Examination (MMSE). Analisis data dilakukan dengan chi square. Hasil penelitian
menujukkan bahwa lansia yang lebih banyak mengalami demensia adalah perempuan (63,3%) dengan p=0,035;
kelompok usia 75-89 (43,3,%) dengan p=0,049; kelompok dengan tingkat pendidikan rendah (73,3%) dengan
p=0.001; dan kelompok dengan status janda/duda (76,7%) dengan p=0,027. Disimpulkan bahwa usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, dan status pernikahan berhubungan bermakna dengan dimensia.
Kata Kunci: demensia, umur, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan

Abstract
Increased prevalence of dementia cases are affected by several factors, such as aging (over 65 years), sex, genetics
/ heredity, head trauma, level of education, the environment (toxicity of aluminum), the absence of a spouse, certain
diseases (hypertension systolic , down syndrome, stroke, etc.), as well as immune disorders, etc. This research aim
to know the association between age, sex, marital status and education level with dementia of the elderly in the
Sasana Tresna Werda Karyabakti Ria Pembangunan Cibubur. This research used cross sectional design and was
conducted from August until November 2016. Respondent aged 60 years and older. Data was collected using
questionnaires and MMSE form. Data analysis perfomed using univariate analysis and bivariate analysis.The result
showed that dementia was more prevalent among females (63.3%) with p-value=0.035; group aged 75-89 years old
(43.3%) with p–value=0.049, low education levels (73. 3%) with p = 0.001 and with the status of widows/widowers
(76.7%) with p value= 0.027. We concluded there were significant associations between age, sex, marital status and
education level with dementia.
Keywords: dementia, age, sex, marital status, education level

Published
2020-11-06
How to Cite
Damarianti, A., & Karlina, D. (2020). Hubungan antara Parameter Demografik dan Demensia pada Lansia. Majalah Kedokteran UKI, 35(3), 104-108. https://doi.org/10.33541/mkvol34iss2pp60