Karakteristik Peminum Alkohol di Bogor Tengah, Kota Bogor
Abstract
Abstrak
Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim yang terbesar di dunia, masalah konsumsi alkohol sangat jarang diteliti di Indonesia. Konsumsi alkohol dapat menimbulkan dampak yang akan mengganggu stabilitas negara. Karena itu penelitian ini sangat penting untuk memotret fenomena yang sesungguhnya ada di masyarakat tanpa memandang agama maupun etnik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan peminum alkohol di Bogor Tengah. Secara khusus ingin diketahui prevalensi peminum alkohol dalam setahun terakhir, sebulan terakhir, karakteristik demograf, serta jenis dan volume alkohol yang dikonsumsi. Penelitian ini merupakan bagian dari data studi observasional yang dilakukan oleh pusat teknologi intervensi kesehatan masyarakat Badan Litbang Kesehatan, dengan desain baseline studi kohort prospektif penyakit tidak menular. Penelitian dilakukan di wilayah Kecamatan Bogor Tengah pada tahun 2011 dan 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4.956 responden, 1.045 (21,1%) orang pernah minum alkohol, tetapi hanya 60 (1,2%) orang yang minum dalam satu bulan terakhir.
Kajian sosio-demograf dari 60 orang tersebut menemukan bahwa peminum alkohol terbanyak adalah laki-laki (93,9%). Kelompok peminum yang paling banyak berasal dari kelompok usia < 50 tahun (88,3%), orang dengan status menikah (66,7%), status ekonomi kuintil 4 (50%) dan 5 (45%), tingkat pendidikan sedang (75%) dan 41,6% adalah wiraswastawan. Jenis minuman yang dikonsumsi kebanyakan mengandung alkohol konsentrasi rendah (53%) yaitu bir Bintang, bir Anker, Stout dan sebagainya, sedangkan jenis minuman tradisional (alkohol yang tidak disuling seperti tuak) dikonsumsi oleh 16,7% responden. Berdasarkan volume yang dikonsumsi selama satu tahun terakhir maupun dalam sebulan terakhir yang terbanyak adalah 1-5 standar (82,7%), dan volume konsumsi pada setiap kesempatan adalah 1-5 standar (96,5%).
Kata kunci: prevalensi peminum alkohol, karakteristik demografk, jenis minuman, volume konsumsi
Abstract
Indonesia is the largest Muslim country in the world, thus, it is assumed that alcohol consumption in the community should be prohibited. On the contrary, there were many deaths related to “miras oplosan†(i.e. alcohol mixed with some dangerous liquid) in Indonesia. It is interesting to evaluate alcohol consumption in the community. This research was done using baseline data of the cohort study of the risk factors of non-communicable disease in Sub District of Central Bogor in 2011 and 2012, which was held by the Center of the Public Health Intervention Technology, National Health Research and Development. The aim of study was to explore determinant factors of alcohol consumption in Central Bogor, in particular to explore demographic characteristics, the amount and type of alcohol consumed. The result of this study showed that of 4,956 respondents, 1,045 (21.1%) respondents ever had drunk alcohol, but only 60 (1.2%) who drunk within the last month. Of those 60 respondents, most of them (93.9%) were men; 88.3% aged <50 years old; 66.7% were married; 50% had an economic status in the fourth quintile and 45% in the ffth quintile; 75.0% went to senior or junior high school;, and 41.6% were entrepreneurs. Half (53%) consumed low alcohol concentration drink (e.g. Bir Bintang), while 16.7% consumed traditional alcohol drink (e.g. tuak). The volume of consumed alcohol in last year or last month was 1–5 standards (82.7%), and the amount consumed in each event was 1–5 standards too (96.5%).
Key words: prevalence alcohol drunken, demographic characteristics, type of alcohols, volume of alcohol consumption
- View 1053 times Download 1053 times PDF