Microscopic Agglutination Test (MAT) untuk Diagnosis Leptospirosis pada Manusia
Abstract
Abstrak
Leptospirosis adalah penyakit pada manusia dengan gejala yang sangat bervariasi, sehingga sulit dibedakan dengan penyakit lain. Sampai saat ini, untuk diagnosis standar penyakit leptospirosis masih dengan pemeriksaan serologis karena untuk melakukannya diperlukan antigen hidup dari semua serovar yang ada, terutama serovar yang endemus di daerah pemeriksaan. Untuk memenuhi kebutuhan antigen, maka dilakukan pembiakan bakteri secara terus menerus yang mempunyai resiko tinggi bagi petugas yang melakukannya. Disamping itu, untuk untuk menilai hasil MAT sampel tunggal sangat sulit, karena pada penderita masih ada titer agglutinin yang persisten, dan adanya variasi titer antibody yang sangat dipengaruhi oleh banyaknya paparan yang terjadi di masing-masing daerah, sehingga sampel perlu diambil dua kali (pada fase akut dan pada fase konvalesen), agar peningkatan titer yang terjadi antara sampel pertama dan kedua dapat dinilai. Nilai peningkatan titer MAT yang dianggap positif, bila terdapat peningkatan titer empat kali lipat antara sampel pertama. Bila sampel hanya diambil satu kali penilaian dapat dilakukan dengan melihat tingginya titer hasil MAT. Nilai titer yang dianggap positif untuk daerah non-endermis adalah 1:200 sedangkan untuk daerah endemis 1:800, atau malahan disarankan 1:1600. Walaupun demikian tes MAT tetap menjadi rujukan untuk tes serologis yang lain, karena tes-tes ini sering bereaksi silang dengan antibody yang disebabkan oleh penyakit lain.
Kata Kunci : Leptospirosis, microscopic agglutination tes (MAT)
Abstract
Leptospirosis is disease infecting human that has varying symptoms which makes it difficult to differentiate to other disease. Currently, diagnosing this disease is performed by serological examination using microscopic agglutination test (MAT). However, MAT has many limitations since to perform it, living antigen, bacteria is continuously cultured which leads to high risks for the on-duty staff. Furthermore, to score a single MAT sample is very difficult due to the fact that persistent agglutinin titer till exist in the patient and variation of antibodies titler which is influenced by the frequent exposure in each region. Hence, sample need to be taken twice (during the acute phase and the convalescent phase) to evaluate the titer increase between the first and the second sample. The increase value of the MAT’s titer can be considered positive if the increase in the titer become four-fold from the first to the second sample. If the sample is taken once only, evaluation can be performed by observing the high titer of MAT’s result. Finally, the positive titer score for non-endemic areas is 1:200, while for endemic areas is 1:800, even to 1:1600. However, the MAT is still a reference for other serological test as other test are commonly cross-reacting with other diseases antibodies.
Key words : Leptospirosis, microscopic agglutination tes (MAT)
- View 1505 times Download 1505 times pdf