TY - JOUR AU - Haryono, Anung PY - 2015/07/01 Y2 - 2024/03/28 TI - PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI TK PERTIWI ABHILASA, RAWAMANGUN, JAKARTA TIMUR JF - Jurnal Manajemen Pendidikan JA - Jurnal Manajemen Pendidikan VL - 4 IS - 2 SE - Articles DO - UR - http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jmp/article/view/182 SP - 117-130 AB - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana penerapan Manajemen Berbasis Sekolah  (MBS) dilakukan di TK Pertiwi Abhilasa, Rawamangun, .Jakarta Timur. (2) Bagaimana penerapan MBS mampu meningkatkan prestasi belajar siswa di TK Pertiwi Abhilasa tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif decriptif. Data dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan  oleh peneliti  dengan dua cara, yang pertama analisis data dilakukan ketika peneliti masih melakukan penelitian. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangglasi, yaitu trianggulasi sumber (source triangulation) dan trianggulasi metode (method triangulation) Hasil penelitian menyimpulkan bahwa:  (1)    Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di TK Pertiwi Abhilasa  dipakai untuk melaksanakan kurikulum nasional plus. Kurikulum Nasional dilaksanakan melalui program pembelajaran intrakurikuler. Beberapa mata pelajaran tambahan seperti menari, bermain, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin dilaksanakan sebagai program pembelajaran ekstrakurikuler. Program pembelajaran intrakurikuler dan program pembelajaran  ekstrakurikuler dilaksanakan secara bersamaan.  Kepala sekolah sebagai manajer, koordinator dan motivator bertindak sangat demokratis. Kepala sekolah setiap pagi berusaha menemui para guru untuk mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi oleh para guru maupun siswa. Permasalahan yang ada didiskuiskan dan dicarikan pemecahannya secara bersama-sama.  Kepala sekolah dapat memberdayakan guru dan mengikut sertakan mereka dalam menyusun rencana kegiatan, mengambil keputusan-keputuusan penting, mengatur penggunaan anggaran, dan menyusun organisasi sekolah.  Kepala sekolah dapat memotivasi guru untuk mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan, penataran, seminar, dan workshop yang diselenggarakan oleh Kementreian Pendidikan dan Kebudayaan maupun yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. (2)    Dalam pengelolaan pembelajaran  guru diberi keleluasaan dalam mengatur susunan kelas dan memilih metode  pembelajaran, asalakan semuanya dilakukan demi untuk efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode mendongeng (bercerita) dapat digunakan untuk membentuk karakter, mengembangkan imajinasi, dan menumbuhkan rasa cinta kepada Tuhan, dan sesama. Dalam mengelola program pembelajaran ekstrakurikuler guru dapat memilih program pembelajaran yang dapat mengembangkan bakat, kreatifitas, imajinasi, menarik minat, serta mengembangkan otak kanan dan otak kiri secara harmonis.Hasil yang dicapai dapat dilihat dari banyaknya piala yang diperoleh siswa dalam lomba pesta seni, menari kreasi, dan karnaval. Prestasi yang baik itu merupakan hasil jerih payah kepala sekolah, guru-guru, dan juga peran orang tua murid mendukung kegiatan sekolah. Tentu saja hasil yang baik itu diperoleh karena para siswa telah belajar dengan baik dari guru, kepala sekolah, dan orang tua yang baik. ER -