@article{Silalahi_2017, title={STUDI ETNOMEDISIN DI INDONESIA DAN PENDEKATAN PENELITIANNYA}, volume={9}, url={http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jdp/article/view/344}, DOI={10.51212/jdp.v9i3.344}, abstractNote={<p>ABSTRACT<br>Indonesia has about 25000-30000 species of plants and inhabited by 300-700 ethnic.<br>The ethnic groups in Indonesia uses of plants for variety of purposes, one of them as<br>medicine. The uses of plants as medicine passed on orally and thus susceptible<br>degraded. Ethnomedicine studies is can be use to documentation of medicinal plants<br>by ethnics through scientifically research methods. This article aims to explain the<br>ethnomedicine studies in Indonesia and its approach research methods. This paper is<br>based on literature offline and online media. Ethnomedicine is perception and<br>conception of ethnic/local communities to health concept by local ethnics.<br>Ethnomedicine studies in Indonesia was initiated by Rumphius on century 19th which<br>documention of uses of plant by local etnich Ambon. Those are documented in the<br>books with entitle Amboinense Herbarium. Heyne in 1927 recorded 1040 spesies<br>which uses by local ethnic Indonesia, that are documented in the book entitled De<br>nuttige planten van Nederlandsch. Research continues to increased, but main<br>concentrated in Java and Bali, while the other islands is few. Ethnomedicine studies<br>can be approaches do public surveys and market surveys. Data obtained from the<br>survey can be analyzed with use value (UV) Index of Cultural Significance ICS, and<br>Fidalety level (FL).<br>Keywords: Ethnomedicine studies, use value (UV) Index of Cultural Significance<br>ICS, and Fidalety level (FL)<br>ABSTRAK<br>Indonesia memiliki sekitar 25.000-30.000 spesies tumbuhan dan dihuni sekitar 300-<br>700 etnis. Etnis-etnis tersebut memafaatkan untuk berbagai tujuan, salah satunya<br>untuk tujuan pengobatan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat sebagian besar<br>diwariskan secara lisan sehingga rentan terdegradasi. Studi etnomedisin merupakan<br>salah satu cara yang dapat digunakan untuk medokumentasikan pemanfaatan<br>tumbuhan oleh etnis dengan metode penelitian yang dapat diterima secara ilmiah.<br>Tulisan ini bertujuan menjelaskan studi etnomedisin khususnya di Indonesia dan<br>metode penelitiannya. Tulisan ini didasarkan pada literatur offline and online media.<br>Etnomedisin adalah presepsi dan konsepsi etnis/masyarakat lokal dalam memahami<br>kesehatan. Studi etnomedisin di Indonesia diawali oleh Rumphius pada abat ke-19<br>yang mendokumentasikan pemafaatan tumbuhan oleh masyarakat Ambon dan<br>pulau-pulau yang didokumentasikan dalam buku Herbarium Amboinense. Heyne<br>pada tahun 1927 mencatat sebanyak 1040 tumbuhan bermanfaat obat yang<br>didokumentasikan pada buku berjudul Tumbuhan Bermanfaat Indonesia. Penelitian<br>terus berkembang, namun sebagian besar memusatkan di pulau Jawa dan Bali,<br>sedangkan pulau lainnya masih sedikit. Penelitian etnomedisin dapat dilakukan<br>pendekatan survei masyarakat dan survei pasar. Data yang diperoleh dari survei dapat<br>dianalisis dengan use value (UV), Index of Cultural Significance ICS, dan Fidalety level<br>(FL).<br>Kata Kunci: Etnomedisin, use value (UV), Index of Cultural Significance ICS, dan<br>Fidalety level (FL)</p&gt;}, number={3}, journal={Jurnal Dinamika Pendidikan}, author={Silalahi, Marina}, year={2017}, month={Mar.}, pages={117- 124} }