PROTEKSIONISME SENGKETA DAGANG DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL: PENDEKATAN NEGOSIASI STUDI KASUS: PROTEKSIONISME AS TERHADAP IMPOR DAGING KANADA

  • Laode Muhamad Fathun Prodi Hubungan Internasional , FISIP UPN “Veteran “Jakarta

Abstract

This paper will explain the problem of dispute in international trade and the role of the World Trade Organization (WTO) as a mediator in the dispute. Economic globalization in the form of international trade relations through free market slogan has a positive and negative impact. That condition’s are the consequences of countries that become members of the WTO to create a competitive market. Trade protectionism is an unfair form of anti-free market policy in the international market. This policy is done to protect a country’s domestic market but on the other hand reduces the spirit of the free market. Protection is often done by taking into account administrative documents, quota counts, product certification, health aspect, labor protection as a way where the state protects its domestic market. One of the policy examples has been made by the United States in practice of importing meat from Canada where WTO as a mediator and international trade regime becomes the dominant actor in the negotiation process. As a result, the United States cannot prove the state's allegation against Canadian meat imports after a special panel was conducted in a session at the Dispute Settlement Body (DSB). Therefore the protectionist policy must be rational and accountable so that no country will be harmed by its impact either in the micro scale (consumer) or the macro scale (country).
Keywords: Economic Development, Trade Globalization, Free Trade, Trade Barriers, Protectionism, WTO.

 

Abstrak

 

Makalah ini akan menjelaskan masalah perselisihan dalam perdagangan internasional dan peran World Trade Organization (WTO) sebagai mediator dalam perselisihan tersebut. Globalisasi ekonomi dalam bentuk hubungan perdagangan internasional melalui slogan pasar bebas telah memberikan dampak positif maupun negatif. Kondisi itu merupakan konsekuensi dari negara-negara yang menjadi anggota WTO untuk menciptakan pasar yang kompetitif. Proteksionisme perdagangan merupakan bentuk kebijakan anti-pasar bebas yang tidak adil dalam pasar internasional. Kebijakan ini dilakukan untuk melindungi pasar dalam negeri yang di lain pihak mengurangi semangat pasar bebas. Perlindungan sering dilakukan dengan menerapkan aturan dokumen administrasi, jumlah kuota, sertifikasi produk, aspek kesehatan, proteksi tenaga kerja sebagai cara negara melindungi pasar domestiknya. Salah satu contoh adalah kebijakan yang pernah dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap impor daging dari Kanada dimana WTO sebagai mediator dan rezim perdagangan internasional menjadi aktor dominan dalam proses negosiasi. Hasilnya Amerika Serikat tidak bisa membuktikan tuduhan terhadap impor daging Kanada setelah dilakukan panel khusus dalam sidang di Dispute Settlement Body (DSB) atau Badan Penyelesaian Persengketaan WTO. Jadi kebijakan proteksionis harus rasional dan bisa dipertanggungjawabkan sehingga tidak ada satu negara pun yang dirugikan oleh dampak kebijakan tersebut baik pada skala mikro (konsumen) maupun skala makro (negara).

Kata kunci: Perkembangan Ekonomi, Globalisasi Perdagangan, Perdagangan Bebas, Hambatan Perdagangan, Proteksionisme, WTO

Author Biography

Laode Muhamad Fathun, Prodi Hubungan Internasional , FISIP UPN “Veteran “Jakarta

Prodi Hubungan Internasional , FISIP UPN “Veteran “Jakarta, Jl. Fatmawati No.1 Pondok Labu Jakarta Selatan 12450

Published
2017-11-23
How to Cite
Fathun, L. M. (2017). PROTEKSIONISME SENGKETA DAGANG DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL: PENDEKATAN NEGOSIASI STUDI KASUS: PROTEKSIONISME AS TERHADAP IMPOR DAGING KANADA. Jurnal Asia Pacific Studies, 1(1), 15-27. https://doi.org/10.33541/japs.v1i1.498