Menelaah Perang Baru di Asia Tenggara berdasarkan Studi Kasus Konflik Rohingya

  • Jianly Imanuel Bagensa Universitas Paramadina | CESFAS UKI

Abstract

Abstrak

 

Berakhirnya perang dingin membawa babak baru bagi konflik di berbagai belahan dunia. Peperangan berkembang dengan konsep baru, yang awalnya konvensional berkembang menjadi moderen, dampak dari pesatnya proses globalisasi. Dalam konteks perang baru, peperangan melibatkan semakin banyak aktor, bukan hanya negara dan non negara tetapi juga kombinasi antar aktor yang berdasar pada kepentingan politik dari pada ideologi. Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan di dunia yang juga tidak pernah lepas dari konflik, salah satunya adalah konflik Rohingya, konflik etnis yang berkembang di Myanmar. Perkembangan konflik Rohingya digambarkan sebagai salah satu contoh perkembangan perspektif perang baru di Asia Tenggara. Penelaahan perang baru merupakan langkah awal pemetaan konflik di Asia tenggara, khususnya konflik Rohingya sebagai studi kasus yang diangkat pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan eksistensi sebuah perspektif dalam menjelaskan berbagai masalah konflik yang terjadi saat ini. Analisis akan dilakukan menggunakan pendekatan teori perang baru yang dikembangkan oleh Mary Kaldor sebagai pengantar bahasan utama dalam menggambarkan keberadaan perang baru yang terjadi di beberapa kawasan dan negara di dunia pada era globalisasi, termasuk di Asia Tenggara dan Myanmar. Pembahasan dilakukan dengan mengupas sejarah konflik, upaya penyelesaian konflik, peran para pihak dalam konflik, internasionalisasi isu konflik, serta analisis konflik Rohingya berdasarkan perspektif perang baru itu sendiri.

 

Kata kunci: Perang baru, Mary Kaldor, konflik Rohingya, Myanmar, Asia Tenggara.

 

 

Abstract

 

The end of the cold war brought a new chapter to the conflict in different parts of the world. Warfare developed with a new concept, which initially conventional developed into modern, the impact of the rapid process of globalization. In the context of the new war, warfare involves more and more actors, not only state and non-state but also a combination of actors based on political interests rather than ideology. Southeast Asia is one of the regions in the world that has also never been separated from conflicts, one of which is the Rohingya conflict, an ethnic conflict that develops in Myanmar. The development of the Rohingya conflict is described as one example of the development of a new war perspective in Southeast Asia. The study of the new war is the first step in mapping conflicts in Southeast Asia, especially the Rohingya conflict as a case study adopted in this research. This study aims to show the existence of a perspective in explaining various conflict problems that occur today. The analysis will be carried out using a new war theory approach developed by Mary Kaldor as the main discussion in describing the existence of new wars that have occurred in several regions and countries in the world in the era of globalization, including in Southeast Asia and Myanmar. The discussion is carried out by exploring the history of the conflict, efforts to resolve the conflict, the role of the parties to the conflict, the internationalization of conflict issues, and the analysis of the Rohingya conflict based on the perspective of the new war itself.

 

Keywords: New war, Mary Kaldor, Rohingya conflict, Myanmar, Southeast Asia.

Published
2021-12-19
How to Cite
Bagensa, J. I. (2021). Menelaah Perang Baru di Asia Tenggara berdasarkan Studi Kasus Konflik Rohingya. Jurnal Asia Pacific Studies, 5(2), 126-141. https://doi.org/10.33541/japs.v5i2.4043