KONDISI MASYARAKAT KULON PROGO MENUJU ERA AEROTROPOLIS

  • Gunawan B2P3KS Yogyakarta
  • Endro Winarno BRIN

Abstract

Abstrak

Melalui penggabungan metode kuantitatif dan kualitatif secara proporsional, penelitian ini mengungkap bahwa alih fungsi lahan akan terus berkembang pesat, terutama di tiga titik ”Segitiga Emas” pertumbuhan kota, yakni Kawasan Aviasi Temon, Kawasan Peruntukan Industri Sentolo dan Kawasan Wisata Menoreh sebagai dampak perkembangan YIA. Terciptanya ruang-ruang bisnis baru membuka peluang kerja bagi warga masyarakat luas. Ada kecenderungan/dinamika pemanfaatan ruang melebar lebih luas dan tidak terkendali (urban sprawl). Petani adalah kelompok yang paling rentan terdampak karena pelepasan tanah sebagai aset produksi bagi mereka ibarat terputusnya hubungan kerja (transient poverty) dan dapat memunculkan persoalan sosial baru yang lebih besar. Perkembangan Kulon Progo dan sekitarnya akan berdampak pada peningkatan arus migrasi sehingga persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Keterbatasan keberdayaan masyarakat tidak menyurutkan spirit mereka untuk beradaptasi dan bersaing dengan masyarakat luas. Penelitian ini merekomendasikan transaksi pelepasan tanah bagi pemenuhan kebutuhan industrialisasi yang selama ini menggunakan sistem ganti untung seyogyanya dirubah menggunakan sistem ganti investasi yang memungkinkan masyarakat dapat berperan sebagai investor agar tetap memperoleh keuntungan atas operasi bisnis dari alih fungsi lahan miliknya. Lajunya proses pembangunan fisik wajib diiringi dengan pembangunan sosial berupa penyiapan warga masyarakat agar tidak tersingkir akibat perubahan peradaban yang sangat cepat di wilayahnya.

 

Kata kunci: Era Aerotropolis, Kondisi Masyarakat, Alih Fungsi Lahan

 

Abstract

Through the combination of quantitative and qualitative methods proportionally, this research reveals that land use change will continue to grow rapidly, especially in the three "Golden Triangle" points of urban growth, namely the Temon Aviation Area, Sentolo Industrial Designation Area and Menoreh Tourism Area as a result of YIA developments. The creation of new business spaces opens up job opportunities for the wider community. There is a tendency/dynamics of space utilization to widen more widely and uncontrollably (urban sprawl). Farmers are the most vulnerable group to be affected because the release of land as a production asset for them is like a break in the employment relationship (transient poverty) and can lead to new, bigger social problems. The development of Kulon Progo and its surroundings will have an impact on increasing migration flows so that competition for jobs is getting tougher. The limitations of community empowerment did not dampen their spirit to adapt and compete with the wider community. This study recommends that land release transactions to fulfill industrialization needs that have been using a profit-reimbursing system should be changed to an investment-replacement system that allows the community to act as investors in order to continue to benefit from business operations from the conversion of their land functions. The pace of the physical development process must be accompanied by social development in the form of preparing community members so that they are not eliminated due to very rapid changes in civilization in their territory.

 

Keywords: Aerotropolis Era, Community Condition, Land Convertion.

Published
2021-12-19
How to Cite
Gunawan, & Winarno, E. (2021). KONDISI MASYARAKAT KULON PROGO MENUJU ERA AEROTROPOLIS. Jurnal Asia Pacific Studies, 5(2), 91-107. https://doi.org/10.33541/japs.v5i2.3981