Perempuan Alor di Pusaran Budaya Belis: Sebuah Pendekatan Etnografis Melalui Revitalisasi Budaya

  • Anil Dawan Wahana Visi Indonesia

Abstract

Artikel ini membahas mengenai perempuan di Alor, Nusa Tenggara Timur dalam pusaran Belis ada dalam dilema yang membatasi upaya pemberdayaannya. Revitalisasi budaya berkaitan erat dengan isu perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan, karena itu perlu melakukan rekonstruksi terhadap konstruk sosial yang ada dan berlangsung, namun berdampak pada pemiskinan yang sistematis, di mana hak-hak perempuan dan hak-hak dasar anak tidak dipenuhi. Proses revitalisasi dimulai dari atau cara pandang yang memengaruhi kehidupan manusia secara ras, agama, etnisitas dan komunitas. Metode penelitian ini menggunakan kualititatif etnografi untuk memotret kehidupan kaum perempuan Alor dalam pusaran budaya Belis dan bagaimana dampaknya terhadap pemberdayaan perempuan. khususnya pendidikan dan kesejahteraan. Hasilnya ditemukan kesadaran kolektif bersama 3T (tiga tungku) yaitu tokoh adat, tokoh agama dan pemerintah. Kesadaran kolektif hasil dari proses perjalanan panjang dan kolaborasi kombinatorial antara “orang dalam†yang mau berubah, orang tengah yang menjadi pendamping dan fasilitator perubahan dan pemerintah sebagai stake holder kunci yang memberikan dukungan daya, dana dan doa.

Kata Kunci: revitalisasi budaya, pemberdayaan perempuan, belis.

Published
2019-07-05
How to Cite
Dawan, A. (2019). Perempuan Alor di Pusaran Budaya Belis: Sebuah Pendekatan Etnografis Melalui Revitalisasi Budaya. Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia Di Daerah Tertinggal, Terdepan, Dan Terluar, 2(1), 25-41. https://doi.org/10.33541/ji.v2i1.1037
Section
Articles