POLA METODOLOGI NEO-POSITIVISME PENELITIAN BAHASA
DOI:
https://doi.org/10.33541/dia.v11i2.6269Keywords:
KAJIAN POSITIVISME, NEO-POSITIVISME, DAN FENOMENOLOGIAbstract
Metodologi disusun untuk mencapai tujuan.
1. Jika tujuannya adalah memperoleh pembuktian tentang keberhasilan atau kegagalan
sebuah rancangan, maka kita perlu langkah hipotesis-deduktif. Hipotesis dibuktikan dalam
uji coba di lapangan. Metodenya empiris-analitis. Sifatnya adalah teknis.
2. Jika tujuannya untuk memperoleh kebijaksanaan akal budi dala kerangka intersubjektif,
maka kita perlu langkah historis-hermeneutis. Mengetahui latar belalkang dan menafsirkannya.
Metodenya penafsiran. Sifatnya adalah praktis.
3. Jila tujuannya untuk memperoleh tindakan yang teratur maka kita perlu langkah refleksi-diri,
yakni normatif-analitis. Refleksi berarti mengevaluasi sedangkan “diri” mengacu pada tindakan
yang teratur dari subjek. Sifatnya adalah praksis.
References
Alawamleh, M., Al-Twait, L. M., & Al-Saht, G. R. (2020). The effect of online learning on communication between instructors and students during Covid-19 pandemic. Asian Education and Development Studies. https://doi.org/10.1108/AEDS-06-2020-0131
Guler, N. (2020). Preparing to teach English language learners: effect of online courses in changing mainstream teachers’ perceptions of English language learners. Innovation in Language Learning and Teaching, 14(1), 83–96. https://doi.org/10.1080/17501229.2018.1494736
Ohanu, I. B., & Chukwuone, C. A. (2018). Constraints to the use of online platform for teaching and learning technical education in developing countries. Education and Information Technologies, 23(6), 3029–3045. https://doi.org/10.1007/s10639-018-9757-8