MANIFESTASI LAKU DALAM KAWRUH: TINJAUAN DESKRIPTIF PADA CERPEN “MEGURU” KARYA SENGKUNI

  • Teguh Prasetyo Universitas Kristen Indonesia
Keywords: kawruh, laku, kanoman, kasepuhan

Abstract

 

Abstrak

Dalam budaya Jawa, dikenal berbagai macam konsep-konsep religi. Konsep-konsep tersebut mengarah kepada perilaku mistik. Perilaku-perilaku tersebut biasanya terwujud dalam laku. Laku, dalam konteks budaya Jawa atau manusia Indonesia, merupakan sebuah upaya mencapai suatu tujuan yaitu kesempurnaan. Kawruh merupakan salah satu bentuk perilaku mencari tahu dengan berguru pada orang lain atau buku. Dalam kawruh sebagai sebuah kegiatan mencari tahu/berguru, terdapat bentuk-bentuk tindakan yang dapat dikategorikan sebagai laku. Cerpen berjudul “Meguru” karya Sengkuni memperlihatkan kelindan laku dan kawruh di dalam gambaran kehidupan masyarakat Jawa tradisional. Artikel ini akan membedah bentuk-bentuk laku yang merupakan manifestasi dari kawruh yang termuat dalam cerpen “Meguru” karya Sengkuni tersebut. Artikel ini menggunakan metode kualitatif dan teknik pembacaan dekat. Untuk menelaah lebih jauh kelindan laku dan kawruh tersebut akan dirujuk konsep-konsep religi Jawa yang relevan. Dari pembacaan dekat ini, ditemukan bahwa laku-laku dalam cerpen “Meguru” ini diwujudkan dalam bentuk-bentuk seperti lelana brata, ritual dialog dengan guru, dan tindakan-tindakan asketis yang menjadi ciri keseharian tokoh yang merepresentasikan filosofi masyarakat Jawa tradisional.

 

Kata kunci: kawruh, laku, kanoman, kasepuhan.

 

 

Abstract

In Javanese culture, there are various religious concepts. These concepts lead to mystical behaviors. These behaviors are usually manifested in practices. Laku, in the context of Javanese culture or Indonesian humans, is an effort to achieve a goal of perfection. Kawruh is a form of behavior to find out by studying with other people or books. In kawruh as an activity of finding out/teaching, there are forms of action that can be categorized as practice. The short story "Meguru" by Sengkuni shows the intertwining of laku and kawruh in the life of traditional Javanese society. This article will dissect the forms of laku that are manifestations of kawruh contained in the short story "Meguru" by Sengkuni. This article uses qualitative methods and close reading techniques. To further examine the intertwining of laku and kawruh, relevant Javanese religious concepts will be referred to. From this close reading, it is found that the practices in the short story "Meguru" are manifested in forms such as lelana brata, ritual dialogue with the teacher, and ascetic actions that characterize the daily life of the characters who represent the philosophy of traditional Javanese society.

 

Keywords: kawruh, laku, kanoman, kasepuhan.

 

References

Referensi

Darmoko. (2007). Diktat Religi Jawa: Kumpulan Handout. Depok: Program Studi Jawa Universitas Indonesia.
De Jong, S. (1976). Salah Satu Sikap Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Kanisius.
DITYA PRAMUSINTA, I. (2014). LAKU ASKETIK SAJRONE KITAB BAB ASALE MANUNGSA. JOB (Jurnal Online Baradha), 2(3). https://doi.org/10.26740/job.v2n3.p%p
Endraswara, Suwardi. (2011). Kebatinan Jawa dan Jagad Mistik Kejawen. Yogyakarta: Lembu Jawa.
Endraswara, Suwardi. (2018). Mistik Kejawen: Sinkretisme, Simbolisme, dan Sufisme dalam Budaya Spiritualitas Jawa. Yogyakarta: Narasi.
Hardjana, Agus M. (2005). Religiositas, Agama, dan Spiritualitas. Yogyakarta: Kanisius.
Mulder, Niels. (1984). Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa: Kelangsungan dan Perubahan Kulturil. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nahdiyah, Nada Qonita dan Darmoko. (2019). “Laku dan Pengetahuan Spiritual Ki Ageng Pandhanaran dalam Lakon Wedhare Sadat TembayatI”. Kawruh: Journal of Language Education, Literature, and Local Culture, Vol 1 (2), 57—79.
Negoro, Suryo S. (2013). Tingkatan Ngelmu dalam Kejawen. http://www.jagadkejawen.com/index.php?option=com_content&view=article&id=39&Itemid=53&lang=id. 4 desember 2013. pk, 12.55.
____________. (2013). Kanoman. http://www.jagadkejawen.com/ index.php?option=com content&view=article&id=40%3Akanoman&catid=12%3Aanekaragam&Itemid=54&lang=id. 4 Desember 2013. pk, 13.00.
PANCA OKTA H, W. (2014). KAWRUH KASAMPURNANING NGAURIP SAJRONING NASKAH NGILMU KASIDAN (Tintingan Stilistika). JOB (Jurnal Online Baradha), 2(2). https://doi.org/10.26740/job.v2n2.p%p
Prasetya, Hanggar Budi. (2023). Laku Darma: Strategi Dalang Sepuh dan Laris dalam Mengelola Kesehatan pada Masa Padat Tanggapan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Bidang Ilmu Antropologi Pedalangan. ISI Yogyakarta.
Saputro, Fendi Gatot. (2009). “Penghayatan Ketuhanan Menurut Aliran Kebatinan Paguyuban Sumarah”. Jurnal Filsafat, Vol. 19(2). https://doi.org/10.22146/jf.3443
Selamet, Moh. Ishomuddin, Wahyudi, dan Rinks Katonoi. (2021). “The Meaning of Tranquility in Contemporary Javanese Kawruh”. Technium Social Science Journal Vol. 25, hlm. 759—773
Sengkuni. (1977). “Meguru” dalam Ajip Rosidi. 2013. Laut Biru, Langit Biru. Jakarta: Pustaka Jaya.
Wicaksono, Dian Eko dan Al Thuba Septa Priyanggasari. (2016). “Kawruh Pamomong KAS (Ki Ageng Suryamentaram): Nilai-nilai Moral untuk Optimalisasi Bonus Demografi”. Prosiding Seminar ASEAN Psychology and Humanity, him. 95—101.
Yuwono, Prapto. (2013). “Kesinambungan Tradisi dan Penghayat Kepercayaan” dalam Bothekan: Persembahan untuk Prof. Dr. Parwati Wahjono. Depok: UI.
Published
2024-07-11