VISI PENGARANG DAN NARATOR BERAFILIASI DALAM BURUNG KAYU KARYA NIDUPARAS ERLANG
Abstract
Dewasa ini tema eksklusif soal kedaerahan atau kerap kali disebut lokalitas menjadi arus utama dalam prosa-prosa Indonesia kontemporer. Meskipun demikian, tren ini bukanlah hal baru dan telah sering muncul dalam sastra Indonesia modern tahun 1990an bahkan lebih awal. Naiknya tren ini menstimulasi kita untuk menggali lebih jauh apa visi yang diusung para penulis-penulis muda pasca-Reformasi dalam kaitannya dengan pengarusutamaan tema di atas, dan mempertanyakannya. Dalam tulisan ini, novel teranyar karya Niduparas Erlang, seorang novelis sekaligus esais kelahiran Banten, ditelaah untuk menunjukkan bagaimana tren berkisah soal pelosok ini menampilkan ihwal yang ironis dalam pemaknaan lokalitas. Dalam novel peraih penghargaannya, Niduparas menarasikan dinamika masyarakat adat Mentawai dan sekelumit konflik intrakomunitas maupun antarkomunitas yang terjadi di antara mereka. Meskipun di satu sisi novel Burung Kayu menunjukkan keberpihakan terhadap kelompok etnis yang termarjinalkan oleh agenda politik warisan Orde Baru, di sisi lain siratan-siratan eksotisme, nuansa mistis, dan kiat menunggalkan perwatakan masih menjadi bagian dari komponen yang dikandung novelnya tersebut. Dengan menggunakan metode analisis pembacaan dekat (close-reading), tulisan ini menjelaskan bagaimana siratan-siratan di atas menjadi bagian dari visi si Pengarang. Akan tetapi, kendatipun hal-hal di atas dipersoalkan, tulisan ini juga menggarisbawahi sumbangsih novel Niduparas dalam berteori tentang penggunaan sudut pandang dalam kajian sastra, yang dalam tulisan ini disebut narator berafiliasi.
References
Budianta, Melani. (2005). Lokalitas dalam Sastra (Seminar Paper). Pekanbaru: Kongres Cerpen Indonesia IV.
Budiman, Manneke. (2011). “Meramu Estetika Kebimbangan: Telaah atas Visi Beberapa Pengarang Perempuan Jakarta Pasca-1998” dalam Afrizal Malna et al. (eds), Risalah dari Ternate: Bunga Rampai Telaah Sastra Jakarta Mutakhir. Ternate: Ummu Press.
Erlang, Niduparas. (2020). Burung Kayu. Padang-Jakarta: Teroka Press.