UPACARA SATI DAN OPRESI TERHADAP PEREMPUAN PADA PUISI “SITA” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO: KAJIAN SASTRA FEMINIS
Abstract
Abstrak
Sati adalah konsep bakar diri perempuan India untuk menunjukkan kesetiaan kepada suami. Dalam cerita Ramayana, sati dilakukan oleh Sita sebagai pembuktian kesetiaan kepada Rama. Konsep sati jelas bersifat opresi kepada perempuan baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat. Bentuk opresi tersebut digambarkan dengan lakuan Sita yang sesungguhnya merupakan konstruksi keinginan Rama belaka. Dalam sajak “Sita” karya Sapardi Djoko Damono, drama sati yang dilakukan Sita diawali oleh rasa cemburu Rama. Hal ini jelas bentuk opresi kepada perempuan yang dikonstruksi menjadi liyan dan bukan menjadi dirinya sendiri. Hak seksualitas Sita hilang karena harus mengikuti seksualitas yang diinginkan Rama. Artinya, sistem patriarki yang melingkupi drama tersebut membuat perempuan menjadi objek yang abjek. Sajak “Sita” yang ditulis Sapardi Djoko Damono memiliki hubungan intertekstualitas dengan teks Ramayana. Dengan demikian, tulisan ini akan membahas hasil pembacaan dari sajak “Sita” karya Sapardi Djoko Damono dilihat dari bentuk-bentuk opresi terhadap perempuan dengan memperhatikan tanda-tanda dan intertekstualitasnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intertesktualitas sajak “Sati” dan epos Ramayana dapat disandingkan dan dibandingkan. Kedua teks memperlihatkan bentuk opresi perempuan dalam bentuk ketidakadilan gender karena dikonstruksi oleh sistem patriarki dalam masyakarat pendukungnya.
Kata kunci: gender, intertekstualitas, opresi, perempuan, sati
Abstract
Sati is an Indian woman's self-immolation concept to show loyalty to her husband. In the Ramayana story, sati is done by Sita as proof of commitment to Rama. The concept of sati is clearly oppressive to women both as individuals and as part of society. Sita's practice depicts the form of oppression, which is actually a construction of Rama's wishes. In "Sita" poetry by Sapardi Djoko Damono, Sita's sati drama is preceded by Rama's jealousy. It is a form of oppression to women who are constructed into liyan and not themselves. Sita's sexual rights are lost because they have to follow the sexuality that Rama wants. That is, the patriarchal system that surrounds the drama makes women objects of ridicule. The rhyme "Sita" written by Sapardi Djoko Damono has intertextuality with the Ramayana text. Thus, this paper will discuss the reading of the "Sita" poetry by Sapardi Djoko Damono seen from the forms of oppression against women by paying attention to the signs and intertextuality. The results of this study showed that the intertextuality of the"Sati" poetry and the Ramayana epic could be juxtaposed and compared. Both texts show the form of female oppression in the form of gender injustice because it is constructed by a patriarchal system in the community of its supporters.
Keywords: gender, intertextuality, oppression, women, sati