PENGARUH BAHAN PENGISI ABU LIMBAH GIPSUM PADA CAMPURAN BETON ASPAL MODIFIKASI LATEKS MENGGUNAKAN METODE UJI MARSHALL

  • Yosea Managam Sianturi Universitas Kristen Indonesia (UKI)
  • Risma Masniari Simanjuntak Prodi Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta
  • Setiyadi Prodi Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta
Kata Kunci: abu limbah gipsum, lateks, Marshall Quotient (MQ), perendaman ulang, stabilitas

Abstrak

Pengisi yang biasanya digunakan dalam perkerasan lentur adalah abu batu, bubuk batu kapur, dan semen Portland, yang merupakan hasil produksi yang terbatas, sehingga memerlukan penggunaan bahan alternatif. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan abu limbah gipsum sebagai bahan pengisi pada beton aspal dengan menggunakan teknik Marshall. Filler merupakan material penting, terutama sebagai pengisi rongga pada campuran aspal-beton. Penggunaan aspal modifikasi lateks 7%  dari kadar aspal optimum 6% ditambah  filler abu limbah gipsum pada filler abu batu sebesar 5% 6% 7% 8% diharapkan dapat meningkatkan nilai stabilitas sekaligus menurunkan tingkat penurunan stabilitas dan kelenturan akibat adanya perendaman ulang benda uji dengan proses basah kering. Uji Marshall dan volumetrik pada benda uji tanpa rendaman dengan kadar abu gipsum ≥ 6,5 %  menunjukkan mayoritas benda uji memenuhi standar Bina Marga 2010 revisi 2 kecuali nilai kelelehan. Hasil uji pada kadar filler abu limbah gipsum ≥ 6,5 % juga memperlihatkan peningkatan nilai stabilitas dan Marshall Quotient (MQ). Hasil uji terhadap benda uji yang mengalami perendaman ulang menyebabkan penurunan nilai stabilitas terkecil pada kadar filler abu gipsum 6,5 % yaitu sebesar 8 %. Pada campuran tanpa abu gipsum yang mengalami perendaman, penurunan stabilitas dapat mencapai 36,18%. Nilai Marshall Quotient dari hasil perendaman mengalami penurunan yang lebih kecil pada kadar filler abu limbah gipsum 6,5% yaitu sebesar 180,41 kg/mm dibandingkan dengan campuran tanpa abu gipsum dengan penurunan sebesar 182,59 kg/mm. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan abu limbah gipsum pada kadar 6,5% merupakan campuran yang dapat direkomendasikan sebagai bahan perkerasan jalan lentur.

Referensi

Auditia, B. A., et al (2018). Pengaruh Penggunaan Bubuk Gypsum Sebagai Filler Dalam Campuran Aspal, Jurnal Teknik Dan Ilmu Komputer, Vol.7, No. 27, 149–155.
Badan Standar Nasional Indonesia (2003), M-01-2003: Pengujian Marshall Campuran Aspal, Badan Standar nasional Indonesia, Jakarta
Departemen Pekerjaan Umum (1987) Petunjuk Pelaksanaan Lapis Beton Aspal (Laston), SKBI-2.4.26.1987, Badan Penerbit PU, Jakarta
Departemen Pekerjaan Umum (2010), Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 (Revisi 3), Departemen PU, Jakarta
Hidayah,A. & Dwi Hartantyo,S. (2021). Pengaruh Penambahan Limbah Serbuk Gipsum Sebagai Bahan Pengganti Filler Pada Campuran Asphalt Concrete-Wearing Course, Jurnal Mitra Teknik Sipil Vol.4,No.3 Agustus 2021: hlm 545-556,
Nursandah, F, Moch. Zaenuri (2019), Penelitian Penambahan Karet Alam (Lateks) Pada Campuran Laston Ac-Wc Terhadap Karakteristik Marshall, Jurnal CIVILLa Vol. 4 No.2, Lamongan.
Thanaya, I. N. A, et al (2016), Studi Karakteristik Campuran Aspal Beton Lapis Aus (AC-WC) Menggunakan Aspal Penetrasi 60/70 dengan Penambahan Lateks, Media Komunikasi Teknik Sipil Vol 22, No.2, Desember 2016, Bali.
Sukirman, S. (2003), Beton Aspal Campuran Panas, Granit, Jakarta.
Diterbitkan
2023-01-09